Untuk pertama kalinya dalam hidupku, aku
bilang sama mama. “Ma, kenapa sehari Cuma ada 24jam yah, kok Ara ngerasa
kurang yaa” ..
Waktu pembahasan sama teman organisasi, ada
beberapa anggota yang sangat sibuk dengan kuliahnya. Dan seorang sahabat
berkata “Belum bisa management waktu tuh”
Seketika aku langsung diam dan berfikir, permasalahannya adalah dimanagement
waktu bukan dijam yang sudah Tuhan kasih.
Yup, sejak saat itu aku mulai mengatur
kembali dan me-list waktu yang kuhabiskan. Kemana saja larinya jam-jam berharga
tersebut. Tau banyak abis dimana dan kurang produktif lalu coba dicut.
Lalu yang kulakukan adalah merevisi
aktivitas, biasanya aku mengerjakan sesuatu ketika pulang kantor, hingga larut
dan bangun pagi sekedar untuk ibadah dan siap-siap kerja. Sekarang aku mulai
mencoba untuk lebih produktif dipagi hari, bangun lebih awal dan tidur lebih
cepat.
Melakukan kegiatan yang berbeda dalam waktu
yang bersamaan. Contohnya jika ada pesanan kue, sambil proses masaknya, aku
sambil setel TV dan mendengar berita berita terbaru. Jadi orderan beres, dapet
info terbaru juga.
Membaca buku atau tidur dalam bus
transjakarta. Aku menghabiskan buku-buku yang kubaca dalam bus, karena ketika
sampai rumah godaan kasur dan laptop terasa lebih berat dibanding godaan buku.
Selain itu juga terkadang tidur, jadi sampai rumah udah seger dan bisa
melakukan hal lainnya.
Mengurangi aktivitas lain yang menyita
waktu. Banyaaaaakk banget aktivitas dalam hidup, tapi ketahui apa yang menjadi
tujuan dan fokuslah disana. Terus kegiatan lainnya? Boleh lah. Tapi pastikan
porsi tujuan hidupnya lebih banyak drpada selingan tersebut.
Jika aku mengingat kebelakang, waktu
semeseter 5 aku pernah freelance , nah karena aku tau waktu yang ku punya
berkurang karena terpakai untuk kerja. Aku selalu mengerjakan tugas kuliah,
pada hari yang sama ketika tugas itu diberi. Sehingga aku gak pernah keteteran.
Temanku yang hanya ada 3 jadwal mata kuliah dalam seminggu pada akhirnya
menyalin tugasku.
Kenapa?
Karena menurutku semakin sedikit waktu yang
tersisa, semakin bijak juga kita mengaturnya. Tapi jika waktu luang terlalu
banyak, aku beranggapan bahwa yaa, kan masi bisa dikerjakan nanti.
beberapa hal ini sudah kulakukan secara rutin, tentu saja masih banyak step lain yang bisa dilakukan juga. Dan pada akhirnya statement “kenapa sehari
hanya 24 jam” ga pernah boleh terucap lagi,karena waktu yang ada udah dimanfaatin sebaik-baiknya , jadi 24 jam sudah cukup kok
2 comments:
KerON nih....you can do it Ara
Terima kasih mas Andy. amiin doakan yah mas. terima kasih sudah mau menjadi guruku yah mas :)
Post a Comment