Tuesday, February 25, 2014

Kadang yang kita perlu hanya “Yakin”

Sedikit debat diline telpon dengan penuh sopan santun, menuntut hak. Sampai teleponnya diberikan kepada supervisornya

“hmm Maaf bu Nadya, tidak bisa. Memang sudah prosedurnya seperti itu”
Dan aku kembali menjelaskan apa aja yang sudah ku lakukan demi mencapai hak kami. Akhirnya atasannku memutuskan untuk lebih mengikhlaskan namun tetap ada upaya. Kita kirim surat .

Surat dengan penuh keraguanku kirim, dan berpikir sudahlah terserah mereka mau nganggep aku ngeyel atau gimana,karena mereka sudah menjelaskan jikalau tidak akan ada pengembalian atau revisi. yang ada dipikiranku pokoknya surat itu harus masuk ke kantor itu. Kukirim faxnya, dan ku coba ikhlaskan.

Hari berikutnya, kudapat telfon
“Baik bu Nadya, akan kami proses. Pengembaliannya akan dilakukan hari bla bla bla”

Tutup telepon aku speechless, Allah baik bgt sama aku. Padahal aku yakin bgt kalo ini 99.99% tidak berhasil. Jika dilihat dari pembiacraan kami ditelpon itu,ternyata aku lupa aku masih mempunyai 0.01%, yaitu kuasa Tuhan.

Aku melangkah dengan ragu saja Tuhan memudahkanku, apalg jika aku melangkah dengan yakin mungkin Tuhan akan menolongku dengan lebih hebat lagi.

Karena saat kita tidak melakukan apapun, hasilnya akan sama.
Jikaku tidak kirim surat itu hasilnya akan tetap TIDAK BISA.
Tapi jika kukirim ada dua kemungkinan 50% tidak bisa, 50% bisa.

Allah maha Baik, seperti dibuku Good Morning Qatar

“Aku seperti apa yang disangkakan hambaKu kepadaKu, jika ia berfikir baik tentang aku. Maka itu yang ia dapat. Jika ia berfikir buruk maka itu juga yang akan ia dapat”

Jadi kita Cuma harus yakin, saat ngejalanin hidup ini. Yakin bahwa disaat kita sudah berusaha maka akan ada kekuatan  yang akan datang membantu.


Seperti pepatah dari seorang sahabatku “Kerjakan bagianmu dan biarkan Tuhan mengerjakan bagianNya”

2 comments:

Unknown said...

Cakep, belajar dari segala hal kecil.
Suka dengan ini -> do your best and let Allah do the rest.

Once you learn to quit, it becomes a habit (Vince Lombardi).

Nadyaara said...

Iya mas, mencoba mencari celah dalam aktivitas sehari-hari mana yang bisa dipetik dan ditarik satu garis untuk panduan menjalani hidup selanjutnya.