Sedikit debat diline telpon dengan penuh sopan santun,
menuntut hak. Sampai teleponnya diberikan kepada supervisornya
“hmm
Maaf bu Nadya, tidak bisa. Memang sudah prosedurnya seperti itu”
Dan
aku kembali menjelaskan apa aja yang sudah ku lakukan demi mencapai hak kami.
Akhirnya atasannku memutuskan untuk lebih mengikhlaskan namun tetap ada upaya.
Kita kirim surat .
Surat
dengan penuh keraguanku kirim, dan berpikir sudahlah terserah mereka mau
nganggep aku ngeyel atau gimana,karena mereka sudah menjelaskan jikalau tidak
akan ada pengembalian atau revisi. yang ada dipikiranku pokoknya surat itu
harus masuk ke kantor itu. Kukirim faxnya, dan ku coba ikhlaskan.
Hari
berikutnya, kudapat telfon
“Baik
bu Nadya, akan kami proses. Pengembaliannya akan dilakukan hari bla bla bla”
Tutup
telepon aku speechless, Allah baik
bgt sama aku. Padahal aku yakin bgt kalo ini 99.99% tidak berhasil. Jika
dilihat dari pembiacraan kami ditelpon itu,ternyata aku lupa aku masih
mempunyai 0.01%, yaitu kuasa Tuhan.
Aku
melangkah dengan ragu saja Tuhan memudahkanku, apalg jika aku melangkah dengan
yakin mungkin Tuhan akan menolongku dengan lebih hebat lagi.
Karena
saat kita tidak melakukan apapun, hasilnya akan sama.
Jikaku
tidak kirim surat itu hasilnya akan tetap TIDAK BISA.
Tapi
jika kukirim ada dua kemungkinan 50% tidak bisa, 50% bisa.
Allah
maha Baik, seperti dibuku Good Morning Qatar
“Aku
seperti apa yang disangkakan hambaKu kepadaKu, jika ia berfikir baik
tentang aku.
Maka itu yang ia
dapat. Jika ia berfikir buruk maka itu juga yang akan ia dapat”
Jadi
kita Cuma harus yakin, saat ngejalanin hidup ini. Yakin bahwa disaat kita sudah
berusaha maka akan ada kekuatan yang
akan datang membantu.
Seperti
pepatah dari seorang sahabatku “Kerjakan bagianmu dan biarkan Tuhan mengerjakan
bagianNya”