Sering kali mendengar “yaudah, jadi
diri sendiri aja lagi”
, ya memang seharusnya seperti itu kok dalam
hidup ini lebih baik tidak berpura-pura menjadi orang lain.
Ini penting sekali memang, tapi apakah bisa diterapkan disemua aspek
kehidupan kita? Aku rasa tidak. Istilah jadi diri sendiri boleh digunakan
ketika ada hal-hal yang menurut batin kita tidak baik atau salah. Misalnya
tidak menyukai rokok, ga suka jenis music tertentu, tp terpaksa harus merokok ataupun pura-pura suka agar diterima disuatu
perkumpulan. Nah, disinilah Jadi diri sendiri diperlukan. Teman yang baik,
seharusnya tidak memaksakaan kehendak. Atau agar bisa dianggap “label tertentu”
kita terpaksa menyukai hal tertentu yang padahal kita sendiri tidak
menyukainya.
Terus kapan kata-kata tersebut gak
berlaku? Quotes itu relatif, tergantung posisi dan keadaan.
Kayak ada yang bilang “practice make
perfect” tapi ada juga yang bilang “tak ada gading yang tak retak” .Misalkan
aja basicly si A adalah orang yang egois, judes. Nah
sifat kayak gini kan ga bisa dipiara terus menerus kan. Menurutku jadi diri sendiri disini udah ga bsa lagi. Teman yang baik dan keluarga pasti nerima kita apa
adanya? Yaa, tapi berubah jadi pribadi yang lebih baik pasti lebih menyenangkan
nampaknya. Ini bukan
masalah ‘terus gak jadi diri sendiri dong, ra’ bukaan ini masalah ‘hal tersebut
pantas atau tidak dilakukan’. Apalagi
diumur yang bukan belasan lagi kaan. Meskipun ada beberapa hal tertentu yang
ternyata emang susaah dirubah, semangaat terus ya Ra perbaiki diri.
Nah, jangan
sampai ketuker definisi diatas, karena ga semua kata bisa ditempatkan disemua
posisi. Tiap orang harus menjadi pribadi
yang lebih baik lagi. Jangan karena berprinsip “ya gue emang gitu orangnya”
terus ga mau ningkatin kualitas diri. Ini malah ngebuat diri ga berkembang yang ada.
Jadi, aku pribadi harus
berhati-hati dengan istilah istilah seperti itu. Nanti malah bikin hidup
stagnan lagi karena berprinsip sama prinsip yang kurang tepat.