Tuesday, March 25, 2014

Obat Agar Bersyukur



Ketika sedih atas kehidupan ini, pergilah ke pasar. Sebelumnya tukarkan dulu uang menjadi 10.000an atau 20.000an setelah itu dapati itu sudah ada beberapa lembar. Datangilah para penjual keliling biasanya ia menjual plastik, serbet, ataupun tas ramah lingkungan. Awalnya tanyakan dulu tentang dagangan mereka, lalu kasih uangnya tanpa membeli. Lihatlah , ada satu bagian dalam diri yang (aku tdk bisa mendeskripsikannya), rasa yang tidak didapatkan saat melakukan kegiatan lainnya, rasakan sensasinya. Jika ia tersenyum itu tambahan energi lagi, tatap matanya, dan berikan senyuman terbaik.

Jika lupa caranya bersyukur lakukan hal ini beberapa kali. Semoga kembali ingat bagaimana caranya bersyukur ^^

Tipikal orang : Nyindir


Dalam hidup kita dihadapkan dengan berbagai macam manusia. Apalagi semakin banyak kegiatan yang diikuti banyak juga tipe atau karakter yang dihadapi. Namun yang menarikku adalah tipe orang yang suka nyindir orang lain. 

Mungkin aktivitas ini dilakukan tanpa sadar oleh yang bersangkutan, atau sadar? Ga paham juga. Tapi positif thinking aja kalo yang bersangkutan itu ga sadar yah.

Kritik dan sindiran itu berbeda.. pertanyaanku cuman atu biji sih, apakah sudah ga tersisa rasa damai didalam hati orang tersebut kali yah, sampai mungkin hidupnya tenang klo uda nyindir orang lain.

Menurut sumber yang aku baca, definisi kritik dan nyindir adalah

Kritik itu kecaman atau tanggapan , yang kadang disertai uraian dan pertimbangan baik buruk terhadap suatu hasil karya

Nyindir celaan, ejekan, mencela seseorang, tapi ditujukan kepada orang lain

Satu per satu orang mulai risih dan memutuskan untuk meninggalkan, apa yang seharusnya ia kerjakan. Apa aku menyalahkan? Bisa iya bisa tidak. Iya nya karena orang tsb masih punya tanggung jawab, tidaknya karena hidup manusia itu beda-beda, dan sebaiknya kehadiranmu tidaklah menambah beban bagi orang lainnya, setiap orang punya pilihan. 

Jadi ketika orang nyindir itu tertawa, yang harus kita pastikan adalah “ia tertawa bersama , atau mentertawakan” ini hal yang berbeda.

Hematku, mungkin orang yang suka nyindir hidupnya tertekan, ga tau mau nyalurin emosi negatifnya kemana. Jadi ya orang lain yang tindakannya ga sesuai sama harapan-harapannya akan kena imbasnya.
Ya begitulah kehidupan, tipikal orang berbeda-beda. Sebetulnya aku mikir beberapa x untuk posting tentang hal ini, siapa aku. Sok tau banget bahas bgnian, ditengah-tengah kekurangan aku yang bejibun.

Semoga aku dimaafkan.
Ara

Friday, March 14, 2014

#MSsharingbisnis edisi Kulineran by Pak Bondan


Terima kasih, Cuma itu yang mampu ku ucapkan sama Makelar sedekah nya Mas Mono  yang secara continue ngadain acara-acara bermanfaat, sudah dua kali ku hadiri yang pertama Ustad Ahmad Ghozali dengan tema ‘Habiskan saja gajimu’ (aku janji ga akan posting mengenai ini, sampai cashflow keuangan pribadiku tdk berantakan lg >> target bulan April) hahaha..  Semalam aku mengikuti untuk yang kedua kalinya #MSsharingbisnis dengan pembicara Pak Bondan Maknyuuss, 
  
Keren banget, itulah kesan pertamaku mendengar Pak Bondan sebagai pembicara. Beliau ga langsung ke maincourse pembicaran yaitu makanan, tapi kita dikasih appetizers dulu yaitu Ekonomi Indonesia, mulai dari GDP, pendapatan perkapita, sampai ke-pemutihan pajak. Hmm sounds interesting, Right?

 

Tuesday, March 4, 2014

Bekerja dengan Hati

Aku menemukan kata-kata paling indah tentang bekerja dengan hati :

Jika Anda menjadi penyapu jalanan, Anda harus menyapu jalan layaknya Michelangelo melukis, sejenius Beethoven mengubah music atau seindah tulisan Shakespeare.

Jadi Anda harus menyapu jalanan dengan sangat baik, sehingga semua “tentara” surga dan bumi berhenti sejenak dan berkata 
“Disini, tinggal penyapu jalanan yang melakukan pekerjaannya dengan baik. (Martin Luther Kinv Jr.)


Sumber : Buku “Agar Anda Dibayar lebih Mahal”

Saturday, March 1, 2014

Jikalau Hijab Ini Mampu Bicara

Februari 2010 – Februari 2014 , sudah empat tahun aku mengenakan hijab ini.

Perubahan-perubahan terus ku alami., Dari yang bajunya ngepas, mulai sedikit longgar, dari yang sepinggul mulai turun panjang menjadi sepaha. Namun belum tahap seperti para sahabatku yang menggunakan gamis, ataupun konsisten tiap hari menggunakan rok. Rok masih keluar seminggu sekali dari lemari pakaianku. Selain itu, pengetahuan agamaku pun mulai bertambah, walaupun ku rasa agak perlahan jalannya. Yang dulu belum terfikirkan, jadi mulai terpikirkan dan jadi lebih waspada.

Dan mungkin ia akan berkata
“Dear Ara,